Lensa Berita Terkini - Prasetio Edi Marsudi , Ketua Tim Pemenangan calon gubernur
dan wakil gubernur DKI Jakarta no urut dua Basuki Thajaja Purnama atau Ahok-
Djarot Saiful Hidayat, menilai warga Kepulauan Seribu masih sangat menginginkan
Ahok menang didalam Pilkada dan menjadi Gubernur DKI Jakarta. hal itu,
menurutnya terlihat dari tingginya survei elektabilitas Ahok- Djarot di
Kepulauan Seribu menurut survei Charta Politika.
Sebelumnya dari hasil survei Charta Politika menyatakan,
Ahok-Djarot dipilih oleh 50 persen responden dari hasil survei yang dilakukan
oleh Charta Politika di Kepulauan Seribu. Prasetio menjelaskan, hasil survey
itu sangat bertolak belakang dengan kabar yang menyebutkan warga di Kepulauan
Seribu tidak akan mendukung Ahok pada Pilkada DKI karena kasus dugaan penodaan
agama.
Begitu pula pada hari Senin yang lalu saat Ahok datang ke
Kepulauan Seribu. Prasetio mengatakan, sambutan yang dinilai begitu meriah
memperlihatkan Ahok sangat diterima di Kepulauan Seribu.
"Kan kemarin lihat sendiri beliau datang kesana apa
yang dikatakan didalam kasus penistaan agama bahwa warga Kepulauan Seribu tidak
terima. kan datang kesana ( Ahok ) kayak penganten Betawi, jadi sangat bertolak
belakang ( dengan isu yang banyak beredar )", ujar Prasetio di Balai Kota,
Jakarta Pusat, Kamis ( 2/2/17).
Saat dirilis hasil survey di kantor Charta Politika,
Kebanyoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu ( 1/2/17), Direktur Eksekutif Charta
Politika Yunarto Wijaya menyatakan Ahok-Djarot dipilih oleh 50 persen responden
di Kepulauan Seribu.
Sementara itu, Pasangan dari no urut satu, Agus - Sylvi
mendapatkan 10 persen responden di Kepulauan Seribu, sementara no urut tiga
Anies-Sandi dipilih oleh 30 persen. sisanya 10 persen responden tidak menjawab.
"Data ini agak menarik karena sebetulnya di situlah
lokasi kasus Al-Maidah terjadi. saya tidak berani berspekulasi apa yang
menjelaskan hal itu. tetapi ada korelasi terbalik antara kejadian yang terjadi
di kepulauan Seribu yang sekarang sedang disidangkan", ujar Yunarto.
"Survei Charta Politika itu dilakukan dengan wawancara
tatap muka terhadap 767 responden di enam wilayah di Jakarta. metode penelitian
yang diterapkan yakni Multistage Random Sampling dengan Margin of Error lebih
kurang 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. survei yang dilakukan ini
sepenuhnya dibiayai menggunakan dana Internal Charta Politika.(Lensa Berita Terkini)