Lensa Berita Terkini - Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid 'diserang' pihak tidak bertanggung jawab di medsos. Ayah Hidayat disebut sebagai PKI. Hidayat membantah mentah-mentah.
Hidayat menegaskan hal tersebut adalah sebuah fitnahan yang keji dan basi. Sebuah fitnah yang berulang.
Hidayat mengungkapkan, kabar itu telah pernah sebelumnya 'diramaikan' pada tahun 2009, saat sebelum penetapan calon presiden dan calon wakil presiden. Ayahnya disebut sebagai antek PKI karena lahir di Klaten, Jawa Tengah, yang disebut sebagai basis PKI.
"Itu fitnahan yang saya sebut sebagai fitnah yang basi, yang didaur ulang. Itu pernah ramai dulu sebelum penetapan calon presiden dan calon wakil presiden 2009, dan sekarang dimunculkan lagi. Padahal itu jelas sebuah fitnah, sebuah ujaran kebencian, penyebaran berita bohong, dan itu bisa diperkarakan hukum," tutur Hidayat saat berbincang dengan tribunnews, Kamis (21/09/2017).
Fitnah soal ayahnya disebut sabagai anggota PKI itu awalnya muncul di tautan Instagram. Dalam tautan itu disebutkan bahwa dia dan ayahnya merupakan kelahiran asal Klaten, yang disebut mayoritas penduduknya adalah PKI. Bahkan ditegaskan dalam tautan itu ayah Hidayat Nurwahid termasuk anggota PKI.
Hidayat menegaskan, dia bersama keluarga besarnya berlatar belakang pengurus Muhammadiyah di Klaten. Sehingga tidak mungkin jika dia dan keluarganya disebut menjadi antek PKI.
"Dan ayah saya juga merupakan seorang PNS, sebagai guru sejak tahun 1965 sampai pensiun pada tahun 1980-an. Jadi kalau beliau adalah PKI, tidak mungkin bisa jadi PNS setelah tahun 1966. Beliau itu jadi guru SD sampai jadi guru SPG, dan tidak pernah beliau memperoleh sanksi hukum dari pemerintah karena keterlibatan beliau dalam PKI," jelasnya.
"Jadi secara tegas saya jelaskan bahwa beliau dan saya bukanlah keluarga PKI," tutupnya. (Lensa Berita Terkini)