Lensa Berita Terkini - Sebuah video yang menunjukkan pemotor marah-marah dan mengancam aksi Koalisi Pejalan Kaki di Jakarta menuai kontroversi. Pemotor yang mengaku tukang ojek kesal karena tidak diijinkan melewati trotoar untuk menghindari macet.
Alfred Sitorus, pendiri sekaligus ketua Koalisi Pejalan Kaki mengungkapkan bahwa sejatinya aksi yang dilakukan adalah bentuk edukasi terhadap masyarakat. Trotoar secara hukum merupakan hak pejalan kaki dan tidak dapat dilintasi oleh motor atau dijadikan tempat berdagang.
"Kami aksi di Jln Kebon Sirih, dekat dengan sekretariat Wakil Presiden dan Balai Kota DKI Jakarta. Kami tidak ngajak berkelahi atau adu jotos para pemotor. Kami hanya mengedukasi bahwa trotoar itu haknya pejalan kaki, dan kendaraan silakan lewatnya jalanan aspal," ujar Alfred ketika diwawancarai, Sabtu (15/07/2017).
Aksi tersebut dilakukan koalisi pejalan kaki untuk menjawab survei yang menyebutkan orang Indonesia paling malas jalan kaki. Disebutkan Alfred, salah satu alasan orang Indonesia malas jalan kaki yaitu kurangnya akses trotoar yang baik karena dipakai untuk berdagang dan dilintasi motor.
Saat menjalankan aksinya, ada beberapa pemotor yang tidak terima karena tidak boleh menggunakan trotoar untuk menghindari macet. Pemotor itu pun marah-marah dan mengeluarkan kata-kata kasar bernada ancaman.
Alfred mengutarakan poster aksi ada yang direbut oleh pemotor dan dibuang. Bahkan dikatakannya ada rekan dari koalisi pejalan kaki yang dipukul, meskipun hal itu tidak terekam dalam video yang beredar.
"Kita mengedukasi dengan senyum saja, tidak kita ladenin marah-marahnya. Karena Indonesia adalah negara hukum. Pejalan kaki dilindungi oleh undang-undang lalu lintas untuk berjalan di trotoar. Miris sekali melihat pejalan kaki diancam di trotoar yang merupakan haknya," ujar Alfred lagi.
Dia berharap supaya pengendara kendaraan bermotor bisa membedakan mana yang merupakan hak kendaraan, mana yang merupakan hak pejalan kaki. Dengan adanya trotoar yang bebas dari kendaraan bermotor dan pedagang, kemauan masyarakat Indonesia untuk jalan kaki juga bisa meningkat.
Pria yang gemar bersepada ini juga menyebut jalan kaki merupakan bentuk olahraga yang murah tapi efektif. Dengan berjalan kaki, risiko kegemukan hingga berbagai penyakit lainnya dapat dicegah dan dihindari.
"Jangan lagi pejalan kaki menjadi tamu di trotoar yang menjadi haknya. Pengendara motor harus bisa membedakan mana trotoar yang berwarna merah untuk pejalan kaki, dan mana aspal untuk kendaraan," tutupnya. (Lensa Berita Terkini)